by

Wisman Sayangkan Minimnya Info Wisata Gayo

Mendale | Lintas Gayo : Dataran Tinggi Gayo dengan segala kelebihannya untuk menarik wisatawan mancanegara ternyata tidak dikenal luas oleh para pelancong dibanding daerah lain di Aceh. Setidaknya bagi dua warga Perancis, Nico dan Clemence yang sejak Jum’at (18/3) pagi berada di Aceh Tengah.

Kedua bule ini menyatakan terkejut dengan panorama Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah yang sangat indah dan masih natural. “Kami ke Takengon atas saran resepsionis sebuah hotel di Banda Aceh yang mengatakan Gayo sangat indah dan ternyata terbukti,” kata Clemence saat disapa Lintas Gayo di lokasi penggalian prasejarah di Ceruk Mendale.

Sebelumnya kami tidak tahu Gayo karena tidak ada referensi yang kami temui baik di bandara-bandara, terminal atau hotel-hotel yang sempat kami singgahi hingga sampai ke Takengon, papar Clemence yang mengaku berprofesi sebagai perawat di negaranya.

Saran Clemence, agar pesona Aceh Tengah lebih dikenal maka harus diprogramkan promosi yang gencar dengan menyebar informasi-informasi tertulis seperti leaflet, booklet, baliho dan lain-lain disejumlah tempat di Indonesia dan manca Negara. Sejauh ini orang hanya kenal Bali dan beberapa tempat lainnya di Indonesia, kata Clemence diamini rekannya Nico.

Selama di Takengon, keduanya juga mengaku heran karena tidak adanya penunjuk arah yang jelas. Juga tidak ada guide dan info wisata di hotel-hotel yang menceritakan tentang wisata Aceh Tengah. “Untuk mengunjungi penggalian di Ceruk Mendale ini kami sangat beruntung karena ada masyarakat yang memberi informasi sehingga momentum menarik ini tidak terlewatkan,” ujar Nico.

Keduanya menyatakan wisata Aceh Tengah masih cukup alami. Akan tetapi sangat menyayangkan tidak adanya penataan yang jelas sehingga potensi-potensi yang sangat bagus akan segera hilang. Misalnya bangunan-bangunan di sekitar Danau Lut Tawar yang menurut mereka sangat mengganggu keindahan danau tersebut seperti yang terjadi di One-one.

Mereka juga mencari-cari museum yang ternyata belum ada di Takengen. “Kemanapun kami pergi, kami ingin sekali melihat-lihat benda-benda yang disimpan di museum. Dan sayang sekali disini belum ada,” kata Clemence.

Selanjutnya untuk lokasi penemuan benda-benda pra sejarah, baik Nico dan Clemence berharap agar titik-titik penggalian dibiarkan saja alami akan tetapi perlu dibangun sejumlah fasilitas pendukung seperti penunjuk arah, pagar, jalan, lokasi parkir, shelter dan lain-lain. “Butuh beberapa fasilitas disini tapi jangan sampai keaslian lokasi ini terganggu,” pungkas Clemence. (win)

Comments

comments